*Seri Melawan Budaya Plastik#4, Rabu, 9 Juli 2025,* _Sepuluh Tahun Ensiklik Laudato Si' #136, Seri 6, Hari Perlengkapan Darurat Internasional_
*TENTANG MIKROPLASTIK*
_Cyprianus Lilik K. P._
Setan kecil itu bernama mikroplastik. Ia ada di udara yang kita hirup. Ia memasuki rantai makanan semuah makhluk. Ia menyisip di makanan dan minuman kita. Ia menyusup di pembuluh darah kita. Ia menyusup, jauh, jauh hingga ke tempat paling suci dari seorang perempuan : rahimnya.
Benar, riset Antonio Ragusa dkk. di Roma, Italia tahun 2020 menemukan partikel seukuran 10 mikron di dalam plasenta bayi. Setahun sebelumnya, 2019, penelitian yang lain Tim Nawrot di Hasselt University, Belgia, menemukan jejak partikel polusi udara dalam plasenta janin. Bayi yang dibayangkan hidup dan bertumbuh di ruang penuh cinta dan suci, ternyata sudah mengalami dosa ekologis asali.
Hari ini, mari kita "melihat" dan memahami implikasi serius dari pencemaran mikroskopis ini pada kesehatan kita dan seluruh ekosistem.
*Apa itu mikroplastik dan bagaimana ia terbentuk?*
_*Mikroplastik*_ didefinisikan sebagai fragmen plastik berukuran kurang dari 5 milimeter. Ia dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
1. _*Mikroplastik Primer:*_ adalah partikel plastik kecil yang sengaja diproduksi untuk tujuan tertentu, misalnya _microbeads_ yang dulu ditemukan dalam produk kosmetik dan pasta gigi, atau pelet plastik _(nurdles)_ yang digunakan sebagai bahan baku industri. Serat-serat sintetis pakaian poliester atau nilon yang terlepas saat dicuci juga ada dalam kategori ini.
2. _*Mikroplastik Sekunder:*_ Kategori ini jelas jauh lebih dominan dan terbentuk dari degradasi atau fragmentasi plastik yang lebih besar akibat paparan sinar UV, gesekan, ombak, proses fisik dan kimia lainnya. Penguraian kantong plastik, botol, atau jaring ikan yang perlahan-lahan pecah menjadi fragmen-fragmen kecil misalnya. Debu dari ban kendaraan yang aus di jalan juga menjadi sumber mikroplastik sekunder yang cukup besar.
*Mereka yang ada di mana-mana, tanpa batas*
Saat ini, mikroplastik sudah menyebar ke hampir semua sudut bumi, dengan mengikuti jalur yang ruwet:
_*Dari pakaian ke laut:*_ Saat kita mencuci pakaian berbahan sintetis seperti polyester, akrilik, atau nilon, ribuan serat mikroplastik terlepas dan terbawa aliran air limbah. Meskipun sebagian besar disaring oleh instalasi pengolahan air, sejumlah besar tetap lolos dan akhirnya mencapai sungai dan lautan.
_*Dari jalanan ke udara:*_ Ban kendaraan yang aus melepaskan partikel karet dan plastik yang mengandung mikroplastik ke udara. Mikroplastik juga terbawa angin dari lokasi pembuangan sampah atau area pertanian yang menggunakan limbah plastik sebagai pupuk. Partikel-partikel ini kemudian dapat mengendap di tanah, air, atau terhirup oleh makhluk hidup.
_*Dari produk ke lingkungan:*_ Meskipun _microbeads_ telah dilarang di banyak negara, produk lain seperti cat, pelapis, dan bahkan beberapa pupuk masih mengandung mikroplastik yang dapat mencemari lingkungan.
_*Dari laut ke meja makan kita:*_ Mikroplastik yang mencemari lautan bisa tertelan oleh organisme laut mulai dari plankton, ikan, kerang-kerangan, hingga mamalia laut. Saat kita mengonsumsi makanan laut, mikroplastik ikut masuk ke dalam tubuh kita. Bahkan air minum kemasan dan air keran juga telah terbukti mengandung mikroplastik.
*Bukti ilmiah dan ancaman kerentanan*
Keberadaan mikroplastik di berbagai lingkungan kini didukung oleh bukti ilmiah yang melimpah:
_*Di air minum kita*_ studi Orb Media (2017) menemukan 83% sampel air keran di seluruh dunia mengandung serat plastik, dengan Amerika Serikat memiliki tingkat kontaminasi tertinggi. Air minum kemasan juga tidak luput; penelitian dari State University of New York di Fredonia (2018) menemukan bahwa 93% dari 250 botol air minum kemasan dari 11 merek global mengandung mikroplastik.
_*Dalam makanan laut:*_ Penelitian Van Cauwenberghe dan Janssen (2014) menunjukkan bahwa kerang-kerangan di pasar Eropa mengandung rata-rata 0,36 partikel mikroplastik per gram. Ini berarti konsumen kerang dapat terpapar ribuan partikel mikroplastik setiap tahun.
_*Dalam udara:*_ Partikel mikroplastik telah terdeteksi dalam sampel udara di berbagai lokasi, termasuk di pegunungan Pyrenees yang terpencil (Allen et al., 2019), menunjukkan kemampuan mereka untuk menyebar jauh melalui atmosfer.
_*Dalam tubuh manusia:*_ Salah satu penemuan yang paling mengkhawatirkan adalah keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia. Penelitian menemukan mikroplastik di usus manusia (Schwabl et al., 2019), paru-paru (Jenner et al., 2022), dan bahkan dalam _plasenta bayi yang belum lahir_ (Ragusa et al., 2021). Penemuan terakhir ini secara dramatis menunjukkan bagaimana polusi plastik menembus batas-batas biologis paling mendasar.
*Gangguan pada organisme laut, darat, dan udara*
Dampak mikroplastik itu melampaui batas spesies dan habitat:
_*Organisme laut:*_ Mikroplastik bisa menyumbat saluran pencernaan hewan, menyebabkan perasaan kenyang palsu dan malnutrisi. Mikroplastik bisa _menyebabkan keracunan karena partikel plastik dapat menyerap bahan kimia beracun dari lingkungan (seperti PCB dan DDT) yang kemudian dilepaskan ke dalam tubuh hewan yang menelannya._ Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi mikroplastik mengganggu sistem endokrin hewan, memengaruhi reproduksi dan perkembangan.
_*Organisme darat:*_ Di daratan, mikroplastik memengaruhi kesehatan tanah. Mereka dapat mengubah struktur tanah, mengurangi kapasitas penyerapan air, dan memengaruhi kehidupan mikroorganisme tanah yang krusial untuk kesuburan. Cacing tanah, misalnya, telah ditemukan menelan mikroplastik, yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan reproduksi mereka, serta kemampuan mereka untuk memperbaiki tanah (Huerta Lwanga et al., 2016).
_*Organisme udara:*_ Burung dan serangga yang menghirup udara yang terkontaminasi mikroplastik juga berisiko. Meskipun penelitian masih baru, potensi kerusakan pada sistem pernapasan dan pencernaan akibat paparan partikel-partikel ini menjadi perhatian.
*Gangguan bagi manusia: risiko kesehatan yang berkembang*
Bagi manusia sendiri, telah muncul kekhawatiran serius tentang risiko dari paparan mikroplastik ini dan masih dalam penelitian ekstensif:
_*Peradangan dan stres oksidatif:*_ Mikroplastik dapat memicu respons peradangan dalam sel dan jaringan tubuh, menyebabkan kerusakan seluler.
_*Gangguan imun:*_ Ada spekulasi bahwa keberadaan mikroplastik dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit.
_*Pelepasan zat kimia berbahaya:*_ Additif kimia yang digunakan dalam produksi plastik (seperti ftalat dan Bisfenol A - BPA) dapat larut dari mikroplastik dan berpotensi menjadi racun bagi tubuh. Zat-zat ini diketahui sebagai pengganggu endokrin yang dapat memengaruhi sistem hormon, berpotensi menyebabkan masalah reproduksi, perkembangan, dan bahkan memicu kanker.
_*Potensi mekanis:*_ Partikel mikroplastik yang lebih besar dapat menyebabkan kerusakan fisik pada jaringan halus, terutama di paru-paru dan saluran pencernaan.
Ancaman mikroplastik menuntut perhatian serius. Dampaknya luas dan meresap, baik bagi ekologi secara keseluruhan maupun kesehatan manusia. Menegaskan bagi kita semua, urgensi untuk segera bertindak.
*Upaya mengatasi: dari makro ke mikro*
Dibutuhkan pendekatan multi-sisi, dimulai dari akar masalah:
1. _*pengurangan produksi dan konsumsi plastik sekali pakai:*_ pengurangan produksi dan konsumsi adalah langkah paling dasar. Mengurangi volume plastik yang diproduksi dan digunakan secara drastis akan membatasi sumber utama mikroplastik sekunder. Kebijakan larangan atau pajak untuk kantong plastik, sedotan, dan kemasan sekali pakai sangat efektif.
2. _*peningkatan daur ulang dan sirkularitas:*_ Sistem daur ulang yang lebih efisien dan terintegrasi, serta pengembangan model ekonomi sirkular di mana plastik digunakan kembali, diperbaiki, dan didaur ulang secara maksimal, dapat mengurangi sampah plastik secara signifikan.
3. _*inovasi material berkelanjutan:*_ Investasi dalam penelitian dan pengembangan material alternatif yang biodegradable dan compostable akan menjadi kunci.
4. _*peningkatan pengolahan air limbah:*_ Mengembangkan teknologi penyaringan yang lebih canggih di instalasi pengolahan air limbah untuk menangkap serat mikroplastik dari cucian dan limbah domestik lainnya.
5. _*edukasi dan kesadaran publik:*_ Kampanye yang berkelanjutan untuk mengedukasi masyarakat tentang sumber mikroplastik (misalnya, bahaya mencuci pakaian sintetis pada suhu tinggi, atau partikel dari ban) dan cara mengurangi jejak mikroplastik pribadi.
*Strategi bertahan sehat dalam ancaman mikroplastik*
Meski ancaman mikroplastik terasa menyeluruh, ada langkah praktis yang bisa kita ambil untuk mengurangi paparannya sekaligus berkontribusi pada solusi:
_*Minimalkan penggunaan plastik sekali pakai:*_ selalu bawa tas belanja kain, botol minum reusable, dan wadah makanan sendiri.
_*pilih pakaian berbahan alami:*_ utamakan pakaian dari katun organik, linen, wol, atau serat alami lainnya untuk mengurangi pelepasan serat mikroplastik saat mencuci. Jika menggunakan sintetis, gunakan _laundry bag_ yang dirancang untuk menangkap serat mikroplastik.
_*Filter air minum:*_ pertimbangkan untuk menggunakan filter air di rumah atau memilih air minum dalam kemasan kaca jika tersedia.
_*Kurangi konsumsi makanan olahan dan kemasan plastik:*_ semakin banyak makanan yang dikemas dalam plastik, semakin besar potensi kontaminasi mikroplastik. Prioritaskan makanan segar yang tidak dikemas.
_*Bersihkan rumah secara teratur:*_ debu di rumah sering mengandung mikroplastik. Bersihkan secara rutin dengan kain lembab atau vacuum cleaner yang dilengkapi filter HEPA.
_*Dukung perusahaan berkelanjutan:*_ berikan dukungan kepada merek dan perusahaan yang berkomitmen pada praktik bebas plastik atau menggunakan material ramah lingkungan.
Setan kecil itu bernama mikroplastik. Setan besar itu bernama manusia, yang abai pada tanggung jawabnya. Mikroplastik adalah pengingat bahwa perbuatan kecil punya konsekuensi jauh lebih besar dan tak terduga. Kita sering tak menyadari jejak terlihat yang kita tinggalkan. _"Kesadaran akan kesalingtergantungan kita dengan lingkungan dan sesama, memanggil kita untuk sebuah pertobatan ekologis, sebuah perubahan hati."_ (diolah dari Paus Fransiskus, Laudato Si', 217)
Pertobatan ekologis tak hanya berlaku untuk sampah yang terlihat, tetapi juga untuk jejak dosa mikroskopis yang kini meresap ke dalam setiap aspek kehidupan. Kita harus beranjak melihat lebih jauh dari yang kasat mata, memahami bahwa setiap pilihan konsumsi kita itu selalu dampak, dan setiap dampak menuntut tanggungjawab. Tanggung jawab pada skala yang paling mikro.
_*Cyprianus Lilik K. P.*_ senandungkopihutan@gmail.com
_*Disclamer*: Tulisan ini diolah dari berbagai sumber dan bantuan AI_
_*Dari Sejarah* Hari Perlengkapan Darurat Internasional, diperingati tiap 9 Juli, berakar pada kebutuhan kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat. Meskipun tidak dideklarasikan secara tunggal. Perlengkapan bertahan hidup mulai digalakkan dalam Perang Dunia II, diikuti dengan inisiatif seperti pembentukan Federal Emergency Management Agency (FEMA) di AS pada 1979 yang mendorong "72-jam kit". Dalam dua dekade terakhir dengan banyaknya bencana global, pentingnya kesiapsiagaan ini semakin ditekankan, persiapan pribadi adalah kunci menghadapi dampak kerusakan lingkungan dan cuaca ekstrem yang terus berkembang._